Esai ini saya tulis Agustus lalu. Merupakan tulisan yang saya ikutkan seleksi Kompetisi Esai Tempo. Tapi mungkin memang belum jatahnya sehingga belum lolos Kemah Kepemimpinan Tempo Institute. Tapi tulisan yang saya posting di sini ada sedikit pengeditan untuk menutupi nama tokoh maupun tempat.
Pendidikan
Ironi Pendidikan di Sudut Kota Pendidikan
Rangkuman:
“Kok masih ada ya sekolah yang keadaannya seperti ini, padahal ini masih di kota Yogyakarta. Bagaimana dengan daerah-daerah lain?.” Itulah sedikit petikan yang akan dibahas dalam esai ini. Esai ini bercerita tentang realita pendidikan yang terjadi di sudut kota Yogyakarta. Di kota yang dijuluki dengan kota pelajar atau kota pendidikan ini ketimpangan pemerataan pendidikan pun masih terjadi. Lebih umumnya esai ini dapat menjadi cerminan perwajahan pendidikan yang membutuhkan banyak polesan.
Semester ini merupakan semester yang bisa dikatakan sangat berbeda dengan semester-semester kuliah yang telah saya jalani sebelumnya. Apabila semester sebelumnya saya masih berkutat dengan berbagai teori mendidik dan rumus matematika, semester ini saya mendapat kesempatan untuk mencicipi bagaimana rasanya menjadi seorang pendidik. Melalui Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), saya bersama teman-teman mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) semester VII berkesempatan untuk belajar serta merasakan bagaimana menjadi guru yang akan mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan program studi mahasiswa. Selain praktek mengajar, sekitar seribu mahasiswa yang diterjunkan di berbagai sekolah akan mempelajari tentang sistem administrasi serta tata kelola sekolah yang nantinya akan ditemui pula oleh para calon guru saat menekuni profesi tersebut. Continue reading